Warga lingkungan Majekan, Kelurahan Pesantren, Kota Kediri, mengeluhkan sumber air mereka yang tercemar. Sumber air tanah mereka kini berbau tak enak dan kotor.
Akibat air yang tercemar seharusnya dengan menggunakan Flow Meter Air Limbah, mereka kini kesulitan air bersih, baik yang digunakan untuk mandi, cuci pakaian apalagi minum dan memasak.
Kondisi sumber air yang berbau tak enak dan kotor ini udah terjadi sejak 2 minggu terakhir.
Seperti yang disampaikan, Julius (25) warga RT 27, Lingkungan Majekan, Kelurahan Pesantren Kota Kediri. Sudah dua minggu ini dia dan keluarga kesulitan air bersih, baik untuk mandi, cuci baju, dan untuk minum.
“Pencemarannya bertahap. Awalnya satu rumah, tetapi setelah beberapa hari sesudah itu baru merembet ke tempat tinggal lain yang terhitung berdekatan dengan pabrik,” ujarnya sambil menunjukan air yang tercampur limbah
Bahkan tidak cuma kesulitan untuk dikonsumsi, di awalnya warga terhitung merasakan gatal-gatal pada kulit akibat air yang tercampur limbah pabrik gula.
“Kemarin sebelum keruh layaknya ini, tangan dan kaki jadi gatal sebab air yang di sini masih digunakan untuk mencuci,” imbuh Julius.
Dari pencemaran tersebut sekurang-kurangnya 50 Kepala Keluarga (KK) kesulitan air bersih. Tidak cuma tempat tinggal milik warga, tetapi terhitung area ibadah terhitung ikut terkontaminasi yang diduga berasal berasal dari pabrik gula milik PTPN.
Sementara itu, Ahmad Suparli Ketua RT 27 RW 5 Lingkungan Majekan, Kelurahan Pesantren Kota Kediri mengatakan, dengan kondisi ini warga berharap langsung diberikan bantuan air bersih. Sudah sekitar dua minggu ini warga kudu belanja air bersih untuk dikonsumsi.
“Selama tiga minggu ini kita selamanya beli air bersih untuk minum dan masak. Untuk mandi kita selamanya numpang ke warga yang airnya tidak tercampur limbah berasal dari PG Pesantren. Kita ingin langsung mendapat bantuan air bersih,” jelasnya.
Ia menambahkan, berasal dari masalah pencemaran limbah tersebut warga udah sempat mengadu pada pihak pemerintah dan udah tersedia kontrol berasal dari dinas terkait, Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Kota Kediri.
“Hari ini tadi udah tersedia kontrol berasal dari Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Kota Kediri, tetapi belum tersedia hasil. Bahkan kita terhitung udah mengadu ke pihak pabrik tetapi terhitung belum tersedia respon,” tegas Suparli.